Kucing Era Mesir

Kucing (nama ilmiah: Felis silvestris catus atau Felis catus) adalah mamalia karnivora (pemakan daging) dari keluarga Felidae. Kata "kucing" biasanya lebih merujuk kepada kucing yang telah dijinakkan yang bisa dipelihara dengan aman di rumah, tetapi bisa juga merujuk kepada ras kucing besar seperti singa, harimau, dan macan tutul yang tinggal di alam liar.

Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia sejak 6.000 tahun SM dapat dibuktikan dari kerangka kucing yang ditemukan di Pulau Siprus. Penduduk Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk memburu tikus atau hewan pengerat lain dari kebun yang akan panen. Tikus juga telah memberikan begitu banyak jenis penyakit kepada rakyat mesir yang saat itu ilmu kedokteran belum terlalu berkembang. Kucing yang telah menurunkan populasi tikus dan penyebaran penyakit pada rakyat mesir akhirnya dijuluki "Hewan Suci" dan dipuja oleh masyarakat mesir sebagai hewan yang telah menyelamatkan mereka. 

Salah satu ras kucing besar yaitu singa juga disebut sebagai simbol keberanian dan kekuasaan di Mesir. Simbol patung Sphynx adalah bentuk pemujaan pada ras kucing. Masyarakat percaya bahwa singa adalah mahkluk perwujudan dewa Mesir. Dewa Matahari Mesir kuno bernama Ra marah terhadap perilaku manusia yang buat kekacauan di dunia. Dia akhirnya mengirim putrinya yang berwujud singa, Sakhmet, untuk memberikan hukuman terhadap orang-orang di Bumi. Sakhmet digambarkan begitu brutal dan kejam kepada manusia-manusia di Bumi. Ra segera menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan besar. Dalam upaya menenangkan anaknya yang ganas, Ra akhirnya menghujani putrinya tersebut dengan bir merah, pengganti darah yang ia sukai. Setelah puas dengan bir merah, Sakhmet kemudian meringkuk dan tertidur. Singa betina yang marah pun berubah menjadi kucing manis, dan semenjak itu wujudnya berubah menjadi perlambang keseimbangan baik dan buruk.

 [Shafira Nadifa_1601204450_DK4408_Tugas Literasi Teknologi]

LAPORAN KEUANGAN

Shafira Nadifa_1601204450_DK4408_Laporan Keuangan